Tidak Ada Tasawuf Tanpa Syariah

Facebook
WhatsApp
Copy Title and Content
Content has been copied.
< 1 min read

Kalian tidak bisa memiliki tasawuf (ٱلتَّصَوُّف) tanpa ilmu, ilmu Syariah. Sekarang banyak sekali orang yang berpikir bahwa tasawuf itu adalah sesuatu sementara Syariah adalah sesuatu yang lain. Tetapi pada hakikatnya, sebagaimana kita dari Tarekat Naqsybandi, atau Qadiri, atau Chisti atau apa pun tarekatnya, kita percaya bahwa para Masyayikh dari tarekat-tarekat itu merupakan ulama-ulama besar di zamannya, di mana mereka mengikuti tasawuf dan pada saat yang sama mereka adalah ulama di bidang Syariah.

Sekarang kita menjelaskan tasawuf dari level eksternal tasawuf dan level internal, zhaahir wa baathin. Tasawwuf Zhaahiri, yakni tasawuf yang dapat kalian lihat, dan baathin yang tidak dapat kalian lihat, itu lebih berbahaya daripada yang dapat kalian lihat. Yang dapat kalian lihat, kalian dapat mengoreksinya segera, tetapi yang tidak dapat kalian lihat, itu lebih berbahaya.

Dalam tasawuf, dikatakan bahwa ego, nafs itu selalu seperti anak-anak. Jika kalian membiarkannya, ia selalu ingin menyusu, tidak mau berhenti. Tetapi ada waktunya di mana kalian harus menghentikan anak itu agar ia bisa tumbuh menjadi dewasa. Setelah dua tahun atau dua tahun setengah atau setelah empat puluh hari, mereka berhenti menyusuinya. Jadi kalian juga harus berhenti menyusui ego kalian. Jika kalian terus menyusui ego kalian, kalian tidak akan pernah keluar dari sifat kekanak-kanakan kalian, dari karakter buruk kalian.

Mawlana Shaykh Hisham Kabbani

Stay inside the oasis.

Tetaplah berada di dalam oase.

Sama’ – Tarian Darwis Tarekat Mawlawiyah

Kabar Gembira Bagi Mereka Yg Banyak Berdzikir

Mengapa Kita Melakukan Dzikir Setiap Minggu?

Malam Bersama Mawlana Rumi

Sejarah Tarekat Shiddiqiyyah

Aspek Kemanusiaan dan Keistimewaan Kekasih-Nya

Teks Keputusan Muktamar “Siapakah Ahlussunnah Wal Jama’ah?”

Gelas yang Bersih

Memahami Konsep Wujud Menurut Syekh Nuruddin Ar-Raniri

Kematian & Alam Barzakh (Alam Kubur)

Syaikh Ibnu Atha’illah as-Sakandari: Pengarang Al-Hikam

Para Wali Allah

Nurun ‘ala Nurin

Intiqal, Ittihad, Hulul & Ittishal

Jika Tak Mampu Menangis, Berpura-puralah Menangis

Menghayati Tauhid dalam Surah An-Nahl Ayat 78-79: Refleksi Cinta kepada Nabi ﷺ dan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Memahami Isyarat Cinta Ilahi

Masyayikh Ahli Silsilah Thariqah Naqsyabandiyah Khalidiyah

Tidak Ada Tasawuf Tanpa Syariah