Seorang Murid dan Sayyidina Khidhir

Facebook
WhatsApp
Copy Title and Content
Content has been copied.
2 min read

“Seorang Murid dan Sayyidina Khidhir”
(Pena Al-Katibiy, 14 Ramadhan 1443)

Ketika seseorang berdoa ingin berjumpa dengan orang ‘arif billah atau wali Allah, sedangkan dia sudah punya Guru (Mursyid), maka iblis akan mengutus seseorang untuk menyesatkannya. Karena ia telah membuka pintu lebar di hatinya yaitu ambisi diri. Sehingga iblis akan lebih mudah menyesatkannya.

Suatu ketika Habib Umar Bin Abdurahman Al-Atthos ra. (Penyusun Ratib Al-Atthos) sedang duduk bersama para santrinya. Ada satu santri yg bernama Syaikh Ali Baros ra. sedang duduk di sampingnya sambil memijat kaki Sang Guru itu. Habib Umar terdiam sesaat dan berkata kepada santrinya: “Kita kedatangan tamu istimewa, Nabi Khidir as. Sekarang Beliau sudah berada di gerbang depan.”

Mendengar dawuh Sang Guru, para santri berhamburan menuju gerbang depan menyambut kehadiran Nabi Khidir as. Kecuali Syaikh Ali Baros.

Lalu Habib Umar Bin Abdurrahman bertanya kepada Syaikh Ali Baros: “Ya Ali, kenapa kau tidak menyambut Nabi Khidir bersama teman²mu yg lain?”

Syaikh Ali Baros menjawab: “Wahai Guru, Nabi Khidir as. datang sengaja menemuimu. Untuk apa aku lepaskan tanganku dari kakimu karena kedudukanmu (yaitu sebagai Guru) di mataku (sebagai murid) jauh lebih mulia dibandingkan Nabi Khidir.”
Mendengar jawaban dari muridnya seperti itu, lalu berucaplah Habib Umar: “Tidak akan aku terima hadiah Fatihah dari siapapun untukku kecuali disertai dengan nama Ali Baros. Ini bukti keridhoanku kepadanya!”

Maka hingga detik ini jika Habib Umar bin Abdurrahman di Fatihahi maka selalu setelahnya disertai Syaikh Ali bin Abdullah Baros. Suatu kemuliaan yg sangat besar dan luhur.

Di dalam kisah lainnya: Ada seorang murid yg sedang menyapu di madrasah Gurunya, tiba² Nabi Khidir as. mendatanginya. Murid itu tidak sedikitpun menoleh dan tidak mengajak bicara Nabi Khidhir as. Maka Nabi Khidhir as. berkata: “Tidakkah kau mengenalku?!” Murid itu menjawab: “Ya aku mengenalmu, engkau adalah Abul Abbas al Khidhir.” Nabi Khidhir as. berkata: “Kenapa kamu tidak meminta sesuatu dariku?!”. Murid itu menjawab: “Guruku sudah cukup bagiku, tidak tersisa satupun hajat kepadamu.”

Nasehat untuk diri ini dan semuanya, agar kita senantiasa mensyukuri nikmat Allah berupa hadirnya seorang Guru batin buat kita dan senantiasa menghormatinya dan melayaninya dengan adab yg baik.

Syaikh Abdul Wahhab Asy-Sya’roni mengatakan:

ومن شأنه أن يكثر من شكر الله تعالى الذي جمعه على الشيخ فان كل مريد لم يصادق رجلا يربيه خرج من الدنيا وهو متلوث بالذنوب ولو كان على عبادة الثقلين

“Di antara urusan penting bagi murid adalah bersyukur kepada Allah Ta’ala yg telah mengumpulkannya kepada seorang Guru. Karena setiap murid yg tidak bersungguh-sungguh dengan Guru yg mentarbiyahnya, maka ia akan keluar dari dunia ini dalam keadaan berlumur dosa meskipun ia ibadah setinggi langit dan bumi.”

Syaikh Abul Hajjaj Al-Aqshari mengatakan:

من خدم شيخه بلا ادب جره ذالك الى العطب ومن خدمه بالادب فقد حاز عز الدارين وحصل الارب.

“Siapa yg berkhidmat kepada Gurunya tanpa adab, maka akan menyeretnya kepada keruntuhan, dan siapa yg berkhidmat kepada Gurunya dengan adab, maka ia telah mendapatkan kemuliaan dunia akhirat dan tercapai tujuan.” Beliau juga mengatakan:

من علامة شقاء المريد أن يرزقه صحبة الشيوخ ولا يحترمهم

“Di antara tanda celakanya seorang murid, ia Allah anugerahi bergaul dengan para Syaikh, tetapi ia tidak menghormatinya.”

Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan taufiq-Nya kepada kita semua. Aamiin Yaa Mujiibassaa’iliin

Stay inside the oasis.

Tetaplah berada di dalam oase.

Thariqah Umum & Thariqah Khusus

Keutamaan Seorang Mursyid Thariqah

Tarekat Chisytiyyah – Citarasa Spiritual Khas India

Kisah YM Ayahanda Guru

Wirid dan Amalan Tarekat Rifa’iyah

Para Wali Allah

Tarekat Wushul & Guru Spiritual (Shaykh)

Penjelasan Tentang Tajalli Dzat, Tajalli Sifat, Tajalli Asma, Dan Tajalli Af’al

Surah Yasin: Pengalaman Mistis Imam Ibn ‘Arabi

Thariqah Naqsyabandiyah

Memperbaiki Diri Melalui Mursyid Sejati Thariqah

Shahwu (Kesadaran Hakiki), Sakar & Syatahat

Disiplin Sufi

Seorang Murid dan Sayyidina Khidhir

Sejarah Tarekat Naqsyabandiyah

Manaqib Syaikh Baha’uddin Naqshbandi

Kematian & Alam Barzakh (Alam Kubur)

Syaikh Ibnu Atha’illah as-Sakandari: Pengarang Al-Hikam

Seorang Murid dan Sayyidina Khidhir