Berdasarkan kesepakatan para ulama, selain beriman kepada malaikat, kita juga wajib mempercayai keberadaan jin. Sungguh, keberadaan jin telah ditegaskan di dalam Alqur’an dan sunnah. Seperti di dalam firman Allah Ta’ala, “Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” [QS. ar-Rahman 55:1]
Allah Ta’ala berfirman, “Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” [QS. ar-Rahman 55:33]
Allah Ta’ala berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Alqur’an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan-(nya) lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya) “. Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.” [QS. al-Ahqaf 46:29]
Jin adalah jisim lembut yang bisa mewujud dalam beragam bentuk dan bisa melakukan pekerjaan yang berat dan sulit. Di antara mereka ada yang taat dan ada yang pembangkang. Ada yang beriman dan ada yang kafir. Di antara mereka juga ada yang setan, yang kerjaannya berbuat jahat dan menyesatkan, menjerumuskan manusia ke dalam kerusakan dengan merangsang sebab-sebab maksiat dan kenikmatan tubuh.
Tidak tertutup kemungkinan malaikat, jin dan setan itu bisa tampak pada waktu dan keadaan tertentu.
Dikutip dari Kitab Tanwirul Qulub, karya Sayyidi Syaikh Muhammad Amin al-Kurdi (qs.)