Adab Memakai ‘Imamah (Surban)

Facebook
WhatsApp
Copy Title and Content
Content has been copied.
< 1 min read

Telah di sebutkan di dalam Kitab Al-Adab yg telah dihimpunkan oleh Sayyid Muhammad Amin bin Idrus, yaitu hasil daripada himpunan adab yg telah Beliau pelajari daripada Al-‘Allamah Habib Zein bin Ibrahim bin Sumaith, bahwasanya memakai imamah itu ada beberapa adab:

  1. Warna imamah yg terlebih utama adalah berwarna putih, hijau, hitam dan merah.
  2. Apabila memakai imamah, hendaklah beserta ‘adzabah yakni ujung imamah dibiarkan tergantung (kain imamah). Ukuran paling sedikit ekor kain imamah ialah empat jari, pertengahannya sejengkal, dan yg paling panjang ukuran ekornya ialah satu dziro’ atau setengah meter/sehasta.
  3. Memakai imamah ketika akan shalat, karena shalat memakai ‘imamah lebih afdhol dari 70 raka’at shalat tanpa imamah. (dinukil dari: Bughyatul Mustarsyidin, Kanzul ‘Ummal).
  4. Niat memakai imamah dengan niat agar mendapat doa para malaikat.
  5. Menjaga kebersihan imamah serta mewangikannya.
  6. Niat yg baik ketika memakai seperti mengikuti sunnah Rasulullah Saw. dan untuk menambah sifat lemah lembut pada diri, kewibawaan dan kemuliaan.
  7. Memakai imamah atau surban dalam keadaan posisi berdiri. Hal ini karena diriwayatkan dari sebagian ulama memakai imamah dalam keadaan duduk merupakan salah satu daripada asbab dapat kefakiran atau kemiskinan. (dinukil dari kitab: Ta’lim Muta’allim).
  8. Apabila hendak melepaskan atau membuka imamah hendaklah dilepaskan secara tertib, perlahan² seperti memakainya.
  9. Membaca ayat kursi ketika memakainya.
  10. Hendaklah memakai imamah sebagai tanda pembedaan antara Muslim dan orang² kafir.
  11. Ukuran panjang imamah hendaklah lebih dari tujuh hasta atau 3,5 meter.
  12. Niat juga memakai imamah untuk mencontoh para malaikat. (dinukil dari: Jauhar Mauhub wa Munabbihatul Qulub).

Stay inside the oasis.

Tetaplah berada di dalam oase.

Baiat Thariqah di Stasiun

Ekspresi Kasih Sayang Rasulullah Muhammad SAW

Menjemput Rahmat Allah Agar Selamat

Lihatlah Burung-Burung Itu!

Mawlana Jalaluddin ar-Rumi: Guru Kaum Darwis

Ketika Ulama Terdahulu Menguji Muridnya

Hanya dengan Mengingat Allah

Abu Dzarr al-Ghiffari: Pelopor Gerakan Hidup Sederhana

Karomah YM. Ayahanda: Batu Bata Berubah Menjadi Emas

Hadits Qudsi Penggugah Jiwa

Aspek Kemanusiaan dan Keistimewaan Kekasih-Nya

Syaikh Ahmad At-Tijani: Pendiri Tarekat Tijaniyah

Tarekat Qadiriyah di Indonesia

20 Sifat Mustahil bagi Allah

Qadarullah wa Ma Sya-a Fa’al

Tentang Khalifah Guru Kita

Semua Indah pada Waktunya

Teks Keputusan Muktamar “Siapakah Ahlussunnah Wal Jama’ah?”

Adab Memakai ‘Imamah (Surban)