Mengapa Depresi? Depresi & Cara Mengatasinya

Facebook
WhatsApp
Copy Title and Content
Content has been copied.
3 min read

Mengapa Depresi?
Maulana Syaikh Nazim Al- Haqqani
“In The Mystic Footsteps of Saints”

Bismillahir Rohmaanir Rohim

Mengapa orang-orang menderita Depresi? Apakah karena keretakan hubungan suami istri? Atau gangguan hubungan seksual? Hal ini bukanlah penyebab utama depresi, tapi ada beberapa faktor penyebabnya, dan ketika faktor-faktor ini timbul, maka seluruh aspek dalam kehidupan ini menjadi seperti hukuman dan menyebabkan seseorang tidak bisa hidup dengan normal.

Bahkan dalam hubungan seks yang normalnya merupakan aktivitas paling menyenangkan dalam kehidupan, menjadi terganggu. Ketika hubungan interaksi manusiawi yang normal dikacaukan oleh kehadiran akar permasalahan penyebab depresi, maka pasangan seksual hanya menjadi hukuman bagi satu dan lainnya, setiap orang hanya “mengambil”, lalu lari dari yang lainnya dan untuk selanjutnya mereka menuju depresi yang lebih dalam.

Penyebab utama depresi adalah efek dari ingatan, memory, dan kenangan akan orang lain. Kebanyakan orang terdampar dalam keterpurukan penyesalan yang mendalam akan tindakan-tindakan mereka di masa lalu atau akan apa-apa yang dirasa sebagai keputusan yang salah atau berbagai kekeliruan yang dibuat semasa hidup. Ketika kita mengingat kejadian-kejadian yang menyakitkan, lidah api kemarahan akan menyala-nyala tak terkendali di hati kita. Akhirnya akan menyebabkan lubang menganga dalam hati, yang tidak bisa ditutup lagi, betapapun kita berusaha keras mengisi lubang itu dengan penyesalan mendalam.

Kehidupan kita sekarang menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, diantara dua visi yang sangat mengerikan. Kenangan-kenangan yang sering timbul dalam ingatan dan kecemasan yang mendalam akan antisipasi masa depan. Kekhawatiran akan masa depan membuat kita menjadi gila, dan semua yang bisa diupayakan ilmu kesehatan modern hanyalah memberi obat-obatan anti depresi yang berbahaya yang dirancang khusus untuk meredupkan baik daya ingat maupun daya antisipasi.Ini merupakan metoda yang mengerikan dan berbahaya, karena ketika seseorang kembali menjadi waras, rasa putus asa yang timbul menjadi lebih parah. Allah swt dalam KebijaksanaanNya meciptakan sel-sel otak yang tidak bisa diperbarui. Obat-obatan yang berbahaya itu membunuh sel-sel otak, dan sekali sel-sel otak kita mati, mereka tidak akan pernah bisa tergantikan.

Karena tidak mungkin untuk mengubah masa lalu, maka kita harus sabar dalam menghadapi kenangan-kenangan menyakitkan dan tak seorangpun mampu mencapai tingkat kesabaran seperti itu tanpa menjadi orang yang beriman. Dan bukan sekedar beriman di lidah saja tetapi menjadi seseorang yang berkeimanan mendalam.

Kenangan-kenangan menyakitkan masa lalu itu tetap akan menjadi kenangan dan tidak bisa hilang, tapi keimanan bisa secara efektif menetralkan efek-efek menyakitkan yang ditimbulkannya. Seseorang yang telah larut dalam Cinta Ilahi bisa merasakan dirinya membuat awal kehidupan yang baru dan meninggalkan kenangan pahit jauh dibelakang.

Ada sebuah Hadist Nabi SAW: “Bahwa perbuatan baik (amal) seseorang, hanya yang dilakukan yang terakhir yang akan dihitung”. Kita harus mengetahui bahwa langkah yang sungguh-sungguh penting dalam hidup kita hanyalah langkah terakhir yang kita ambil, apakah langkah itu di jalan yang benar atau jalan yang salah?

Begitu banyak Awliya (Wali Allah) yang dahulunya adalah pendosa besar, dan setiap kesalahan yang kita buat adalah kesempatan kita untuk menjadikannya sesuatu yang berharga bagi diri kita, dan untuk menyadarkan kita akan kebutuhan untuk memperbaiki diri. Masa lalu telah kita tinggalkan. Hal itu sudah tutup buku, dan tidak perlu dibicarakan lagi. Yang penting adalah kemana arah tujuan hidup kita selanjutnya. Walaupun kau merasa sudah di akhir hayatmu, jangan patah semangat dengan merasa apa yang telah kau lalui selama ini hanyalah kumpulan dari kesembronoan dan kebodohan tindakanmu, tapi berusahalah agar langkah terakhirmu bernilai dimata Allah swt.Penyebab lain Depresi adalah Keputusasaan. Kita, sebagai hamba dari Tuhan Yang Maha Agung, tidak punya hak untuk putus asa, Tidak!!. Allah swt bisa mengubah segalanya dalam sekejap saja. Orang yang punya keimanan yang kuat tidak akan pernah ragu bahwa Tuhannya menghendaki kebaikan untuknya dalam kehidupan ini dan kehidupan yang akan datang, dan dia akan bersabar dalam menjalani kemalangan dan kesulitan, sambil mencari kemudahan sebagaimana yang dijanjikan Tuhan nya.

Bagi orang yang tidak beriman, keputus-asaan yang sangat besar akan menghancurkan ambisinya yang luar biasa besar, karena harapan mereka musnah dihantam waktu. Tetapi hati kaum beriman adalah seperti kapal yang berlayar dengan selamat dalam mengarungi bahaya badai semacam itu, dengan Tuhan sebagai pembimbingnya, dan keyakinannya akan membimbing hatinya dalam mengarungi badai, hingga akhirnya mencapai tujuannya, yaitu Samudra Rahmat yang tak bertepi.

Aku tahu bahwa perbuatan-perbuatan burukku merupakan tabir antara aku dan Tuhan ku, tapi aku percaya bahwa Samudra Rahmat Nya akan meliputi hatiku dan bahwa aku akan terbebas dari sifat-sifat burukku, dan akan dikaruniai kepribadian yang baru, yang sesuai untuk Samudra Rahmat Ilahi.

Wa min Allah at Tawfiq

Stay inside the oasis.

Tetaplah berada di dalam oase.

Pentingnya Adab dalam Beribadah

Syaikh Abu Yazid al-Busthami: Raja Mistikus

Mengenal Qolbu, Ruh, Akal dan Nafsu

Bagaimana Bahagia dari Dalam Diri

Syaikh Ma’ruf al-Karkhi: Peletak Dasar Ajaran Cinta

Bay’at dengan Imam Mahdi (as)

Bahagia Mengamalkan Ajaran Islam; Catatan YM. Abu Tentang YM. Ayahanda Guru

Yunus Emre: Satu-Satunya Saat Ketika Kau Tak Berdosa

Syaikh as-Sayyid Ahmad Al-Badawi

Islam, Iman dan Ihsan

Kopi Panas dan Jin

Istiqamah-lah Sampai Engkau ke Tahap Cinta

Musyahadah – Menyaksikan Allah Ta’ala

Martabat 7

Sejarah Tarekat Syadziliyah

Ketika Ilmu Salah Tempat

Mahabbah (Mencintai Allah)

Sejarah Tarekat Shiddiqiyyah

Mengapa Depresi? Depresi & Cara Mengatasinya