Syaikh Ahmad At-Tijani: Pendiri Tarekat Tijaniyah

Facebook
WhatsApp
Copy Title and Content
Content has been copied.
2 min read

Tarekat Tijaniyah didirikan oleh Syaikh Ahmad At-Tijani. Ia dilahirkan pada tahun 1150 H (1737 M) di ‘Ain Madi, sebuah desa di Aljazair. Syaikh Tijani memiliki nasab sampai kepada Rasulullah Saw., yakni dari Sayyidah Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah Saw.

Nama lengkapnya adalah Abu Al-Abbas Ahmad Ibn Muhammad Ibn Mukhtar Ibn Ahmad Ibn Muhammad Ibn Salam Ibn Abi Al-Id Ibn Salim Ibn Ahmad Al-‘Alawi Ibn Ali Ibn Abdullah Ibn Abbas Ibn Abd Jabbar Ibn Idris Ibn Ishak Ibn Zainal Abidin Ibn Ahmad Ibn Muhammad Al-Nafs Al-Zakiyyah Ibn Abdullah Al-Kamil Ibn Hasan Al-Musana Ibn Hasan Al-Sibti Ibn Ali Ibn Abi Thalib.

Ia meninggal dunia pada hari Kamis, tanggal 17 Syawal tahun 1230 H, dan dimakamkan di Kota Fez, Maroko. Sejak kecil, Syaikh Ahmad At-Tijani telah mempelajari berbagai cabang ilmu, seperti ilmu ushul, fikih, dan sastra. Menginjak usia tujuh tahun, ia sudah hafal Al Qur’an. Dikisahkan, saat usianya masih remaja, Syaikh Ahmad At-Tijani telah menguasai dengan mahir berbagai cabang ilmu agama Islam sehingga pada usia di bawah 20 tahun, ia sudah mengajar dan memberi fatwa tentang berbagai masalah agama.

Pada usia 21 tahun, tepatnya di tahun 1171 H, Syaikh Ahmad At-Tijani pindah ke Kota Fez, Maroko, untuk memperdalam ilmu tasawuf. Selama di kota ini, ia menekuni ilmu tasawuf melalui kitab Futuhat Al-Makkiyyah di bawah bimbingan Al-Tayyib Ibn Muhammad Al-Yamhali dan Muhammad Ibn Al-Hasan Al-Wanjali. Al-Wanjali berkata kepada Syaikh Tijani, ”Engkau akan mencapai maqam kewalian sebagaimana maqam Abu Hasan As-Syadzili (pendiri tarekat Syadziliyah).”

Selanjutnya, Syaikh At-Tijani berguru pada Syaikh Abdullah Ibn Arabi Al-Andalusia. Syaikh Abdullah berkata padanya, ”Semoga Allah membimbingmu.” Kata-kata ini diulang sampai tiga kali. Tak cukup sampai di sini, Syaikh At-Tijani juga berguru kepada Syaikh Ahmad At-Tawwasi dan mendapat bimbingan untuk persiapan masa lanjut dalam bidang tasawuf. Ia menyarankan kepada Syaikh Tijani untuk berkhalwat (menyendiri) dan berdzikir, sampai Allah memberi keterbukaan (futuh). ”Engkau akan memperoleh kedudukan yang agung (maqam ‘azim),” kata Syaikh Tawwasi.

Ketika memasuki usia 31 tahun, Syaikh Ahmad At-Tijani mulai mendekatkan diri (taqarrub) pada Allah SWT melalui amalan beberapa tarekat. Tarekat pertama yang diamalkannya adalah Tarekat Qadiriyah, kemudian Tarekat Nasiriyah dari Abi Abdillah Muhammad Ibn Abdillah. Selanjutnya, ia mengamalkan ajaran tarekat Ahmad Al-Habib Ibn Muhammadan, Tarekat Tawwasiyah. Setelah itu, ia pindah ke zawiyah (pesantren sufi) Syaikh Abdul Qadir Ibn Muhammad Al-Abyadh.

Pada tahun 1186 H, ia pergi menunaikan ibadah haji. Ketika tiba di Aljazair, saat berjumpa dengan Sayyid Ahmad Ibn Abdul Rahman Al-Azhari, seorang tokoh Tarekat Khalwatiyah, ia lalu mendalami ajaran tarekat ini. Kemudian, Syaikh Tijani berangkat ke Tunisia dan menjumpai seorang wali bernama Syaikh Abdul Samad Al-Rahawi. Di kota ini, ia belajar tarekat secara lebih intens sambil mengajar tasawuf.

Stay inside the oasis.

Tetaplah berada di dalam oase.

Menjadi Sufi Yang Kaya Lahiriah Zuhud Batiniah

Hadits Jibril

Sejarah Tarekat Sammaniyah

Kepedulian Terhadap Semua Makhluk

Kisah Sayyidina Abu Bakar (ra) & Siti Aisyah (ra) Tentang Berterima Kasih

Surah Yasin: Pengalaman Mistis Imam Ibn ‘Arabi

Tarekat Wushul & Guru Spiritual (Shaykh)

Penjelasan Tentang Tajalli Dzat, Tajalli Sifat, Tajalli Asma, Dan Tajalli Af’al

Mengenal Bisikan Dalam Jiwa

Adab Mencari Ilmu (Tasawuf)

Khirqah

Kopi Panas dan Jin

Beradab Agar Berilmu

Ketika Ilmu Salah Tempat

Mustahil Bersyukur

Aneka Kunci di Kehidupan Dunia dan Akhirat

Tatkala Tuhan Menyapa

Pembicaraan Rasulullah SAW Selalu Singkat & Padat

Syaikh Ahmad At-Tijani: Pendiri Tarekat Tijaniyah