Hadits Jibril

Facebook
WhatsApp
Copy Title and Content
Content has been copied.
2 min read

Dari Umar bin Khattab berkata:

“Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasulullah S.A.W. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha nabi,

Kemudian ia berkata: “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.” Rasulullah S.A.W menjawab, ”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,” lelaki itu berkata, ”Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.”

Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”. Nabi menjawab, ”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.”

Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”. Nabi S.A.W menjawab, ”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.”

Lelaki itu berkata lagi: “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?” Nabi menjawab, ”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.” Dia pun bertanya lagi : “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!” Nabi menjawab, ”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”

Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga nabi bertanya kepadaku: “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?” Aku menjawab, ”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,” Dia bersabda, ”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.” — HR. Muslim no.8

Mengenai hadits di atas, Imam Tajuddin as-Subki berkata,”Ilmu-ilmu syari’at pada hakikatnya ada tiga: Fiqih, yang diisyaratkan dengan Islam. Ushuluddin yang diisyaratkan dengan iman. Tasawuf yang diisyaratkan dengan ihsan. Selain ilmu-ilmu itu, kalau ia tidak kembali kepada ilmu-ilmu tersebut, ia di luar syari’ah.” (Thabaqat Asy Syafi’iyah Al Kubra, 1/117)

Imam Abdurrouf Al-Munawi menyampaikan,”Asal dari tasawuf adalah ihsan, yang ditafsirkan dari hadits Jibril Alaihis Salam, ’Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Dan jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Ia melihatmu.’” (Irgham Auliya Asy Syayathin bi Dzikri Auliya Ar Rahman, 4/46)

 

Stay inside the oasis.

Tetaplah berada di dalam oase.

Belajar Menyadari

Sejarah Tarekat Qadiriyah

Tarekat Sanusiyah: Gerakan Spiritual Kebangkitan Libya

Ngobrolin Gusti Allah

Tiga Kategori Dzikir & 4 Pembagian Dzikir

Surga

Perbedaan Fungsi Antara Al-Qur’an & Dzikir

Qadarullah wa Ma Sya-a Fa’al

Kisah Bal’am bin Ba’ura

Syaikh Fariduddin Attar: Penyair Sufi Yang Melegenda

Syaikh Samman: Pendiri Tarekat Sammaniyah

Syaikh as-Sayyid Ahmad Al-Badawi

Cinta Allah kepada Hamba

Mahabbah Dalam Bermujahadah

Tidak Ada Tasawuf Tanpa Syariah

Karomah YM. Ayahanda: Batu Bata Berubah Menjadi Emas

Cara Wushul Tercepat

Plato: Wali Qutub di Zamannya

Hadits Jibril