20 Sifat Mustahil bagi Allah

Facebook
WhatsApp
Copy Title and Content
Content has been copied.
5 min read

Setelah mengetahui sifat-sifat Allah dan 99 Asmaul Husnah, ada baiknya kita juga mempelajari sifat mustahil bagi Allah. Sifat mustahil ini adalah kebalikan dari sifat wajib. Maksudnya sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah Azza wa jalla yang Maha Sempurna.

Nah tanpa basa-basi lagi, berikut sifat-sifat mustahil bagi Allah beserta artinya menurut dalil agama.

  1. Adam = Tiada

Sifat mustahil yang pertama adalah Adam yang berarti tiada. Sifat ini kebalikan dari wujud yang artinya ada.

Dalil naqli yang menunjukkan adanya Allah Ta’ala, yakni:

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy . Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”(QS.Al-Araf : 54)

Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan, menjelaskan tanda-tanda , supaya kamu meyakini pertemuan dengan Tuhanmu.” (QS. Ar-Ra’d : 2)

  1. Huduts = Ada yang mendahului

Hudust berarti ada yang mendahului, merupakan lawan kata dari qidam. Tidak mungkin ada yang mendahului keberadaan Allah Azza wa Jalla. Dialah yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Tentunya Pencipta sudah pasti lebih dahulu dari apa-apa yang diciptakanNya.

Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.Al-Hadid: 3)

  1. Fana = Musnah

Allah Ta’ala tidak mungkin musnah. Sebaliknya, Dia bersifat kekal selama-lamanya. Dijelaskan dalam Al-Quran:

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman: 26-27)

Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNya-lah segala penentuan, dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Qasas: 88)

  1. Mumatsalatu lil hawaditsi = Ada yang menyamai

Allah Ta’ala adalah dzat yang menciptakan segala sesuatu di bumi dan alam semesta. Dialah yang Maha Agung. Tidak mungkin ada sesuatu yang menyamai atau menandingiNya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.”. (QS. Asy-Syura: 11)

  1. Ihtiyaju lighairihi = Memerlukan yang lain

Allah Ta’ala tidak memerlukan yang lain. Dia mampu mewujudkan dan mengatur segalanya secara sempurna tanpa bergantung pada siapapun. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:

Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta.” (QS. Al-Ankabut: 6)

Dan katakanlah segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” (QS. Al-Isra: 111)

  1. Ta’adud = Berbilang

Ta’adud adalah kebalikan dari wahdaniyah yang berarti tunggal. Allah itu Maha Esa. Tidak mungkin berbilang atau berjumlah lebih dari satu. Allah Ta’ala tidak memiliki sekutu, tidak beranak dan tidak diperanakan. Bukti keesaan Allah tertuang dalam kalimat syahadat dan juga ayat Al-Quran yang artinya:

Katakanlah ‘Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.’” (QS. Al-Ikhlas: 1-4)

Sekiranya ada di langit dan di bumi Tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.” (QS. Al-Anbiya: 22)

Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Maha Pemuurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 163)

  1. Ajzun = Lemah

Ajzun berarti lemah, merupakan lawan kata dari dari qudrat yang artinya berkuasa. Jadi Allah tidak mungkin bersifat lemah. Sebaliknya Allah Azza wa Jalla Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa melampui kekuasaan Allah Ta’ala.

Dalam Al-Quran dijelaskan:

Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS.Al Baqarah: 20)

  1. Karahah = Terpaksa

Allah tidak memiliki sifat terpaksa. Sebaliknya Allah Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa melawan ataupun menandingi kehendak dari Allah Ta’ala.  Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:

Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.” (QS. Yasiin: 82)

“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.”(QS. Hud: 107)

  1. Jahlun = Bodoh

Mustahil bagi Allah Ta’ala bersifat bodoh. Dia menciptakan alam semesta dengan segala isinya begitu sempurna. Dia tidak membutuhkan bantuan siapapun. Dan dialah yang Maha Kaya lagi Maha Mengetahui.

  1. Mautun = Mati

Allah tidak akan mati. Dia bersifat kekal. Terus-menerus mengurus makhluknya Tanpa tidur dan tidak letih sedikitpun. Dijelaskan dalam Al-Quran:

Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya.” (QS. Al-Furqon: 58)

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-Baqarah: 255)

  1. Shamamun = Tuli

Mustahil Allah bersifat Tuli. Allah Ta’ala adalah Tuhan yang Maha Mendengar. Pendengaran Allah meliputi segala sesuatu.
“Katakanlah cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu. Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi.” (Al-Ankabut : 52).

  1. Ama = Buta

Allah Ta’ala juga tidak buta. Dia Maha Melihat Segala Sesuatu. Tak ada satu hal pun yang luput dari pengelihatanNya.

Dan Allah Maha Melihat atas apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hujarat: 18)

“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS.Asy-syuro: 11)

  1. Bakamun =Bisu

Allah Ta’ala tidaklah Bisu. Allah berkata dan berfirman dengan sangat sempurna. Tak ada bisa mengalahkan keindahan firman Allah Ta’ala. Dan salah satu Nabi yang pernah berbicara langsung dengan Allah adalah Nabi Musa.

Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya, dan ada beberapa rasul (lain) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa Allah ‘telah berfirman secara langsung.” (QS. An-Nisa’: 164)

  1. Kaunuhu ‘ajiyan = Zat yang lemah

Mustahil Allah bersifat lemah. Allah Ta’ala adalah pencipta alam semesta dan segala isisnya. Dia Maha Kuasa atas semua hal.

Sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma’afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah 109)

  1. Kaunuhu karihan = Zat yang terpaksa

Allah Ta’ala bukanlah dzat yang terpaksa. Dia Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Hanya berfirman “kun fa yakun” maka jadilah apa yang dikehendaki oleh Nya.

“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS.Hud: 107)

  1. Kaunuhu jahilan = Zat yang sangat bodoh

Mustahil Allah adalah dzat yang bodoh. Allah Maha Mengetahui dan Melihat apa-apa yang ditampakkan atau disembunyikan.

  1. Mayyitan = Zat yang mati

Allah tidak mati. Allah bersifat kekal, tidak musnah dan tidak binasa. Dia tidak pernah tidur. Selalu mengawasi hamba-hambaNya setiap saat.

  1. Kaunuhu ashamma = Zat yang tuli

Mustahil Allah bersifat tuli. Allah adalah Tuhan yang Maha Mendengar. Pendengaran Allah tak terbatas dan meliputi segala sesuatu.

  1. Kaunuhu ‘ama = Zat yang buta

Allah Maha Melihat, tidaklah buta. Dia Maha Sempurna dengan seluruh keagunganNya.

  1. Kaunuhu abkama = Zat yang bisu

Allah bukanlah dzat yang bisu. Allh berfirman dan firmanNya tertuang dalam kitab-kitab suci yang diturunkan lewat para nabi.

Demikianlah sifat-sifat mustahil bagi Allah beserta artinya. Semoga dengan mengetahui info ini bisa menambah keyakinan kita akan kebesaran Allah Ta’ala sehingga bisa menjadi cara meningkatkan iman dan taqwa. Selian itu kita juga wajib mengamalkan rukun imanrukun islamIman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman sebagai bentuk cara bersyukur menurut islam. Amin ya Rabbal Alamin.

Stay inside the oasis.

Tetaplah berada di dalam oase.

Hati-Hati dengan Prasangkamu Karena Mata Sering Kali Menipu

Syaikh Samman: Pendiri Tarekat Sammaniyah

Kiamat

Yunus Emre: Satu-Satunya Saat Ketika Kau Tak Berdosa

Cinta Allah kepada Hamba

Kasyaf (Terbukanya Tirai Keghaiban)

Islam, Iman dan Ihsan

Bay’at dengan Imam Mahdi (as)

Filsafat Seruling dalam 3 Pertanyaan Retorik

Syaikh al-Akbar Muhyiddin Ibnu Arabi

Ketika Allah Menghendaki Hamba-Nya Menjadi Wali

Hidup Ini Terlalu Singkat

Sejarah Tarekat Alawiyyah

Tarekat Sanusiyah: Gerakan Spiritual Kebangkitan Libya

Hubungan Istighfar Dengan Shalawat

Tarekat Sebagai Jaringan Sosial

Sejarah Tarekat Shiddiqiyyah

Insan Kamil

20 Sifat Mustahil bagi Allah