Surga

Facebook
WhatsApp
Copy Title and Content
Content has been copied.
< 1 min read

Keberadaan surga sungguh benar, kita wajib meyakininya. Kenyataan ini telah ditegaskan di dalam Alqur’an dan hadis. Allah Ta’ala berfirman, “Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa.” [QS. Maryam 19:63]

Rasulullah saw. bersabda di dalam satu hadis riwayat Muslim, “Kita adalah umat terakhir, namun paling awal di Hari Kiamat. Akulah orang yang paling awal masuk surga.”

Allah Ta’ala telah menciptakan surga sebagaimana Dia juga telah menciptakan neraka. Surga diperuntukkan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman, murni sebagai anugerah-Nya. Di dalam surga, mereka menikmati berbagai kesenangan yang wujudnya tak terbayangkan akal. Di dalamnya ada sesuatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga dan belum pernah terbesit di dalam hati manusia. Surga berada di atas langit ke tujuh, sedangkan neraka berada di bawah bumi ke tujuh.

Surga terdiri dari beberapa tingkatan. Yang paling sempurna dan utama adalah al-Firdaus. Itulah surga yang tertinggi. Atapnya adalah ‘Arsy ar-Rahman, dan dari ‘Arsy itu mengalir sungai-sungai surga. Surga mempunyai beberapa nama. Yaitu, Jannatul-Ma’wa, Jannatul-Khuld, Jannatu-‘Adn, Darus-Salam, Darul-Jalal dan Darun-Na’im.

Ketahuilah bahwa surga merupakan tempat yang suci dari segala kotoran dan najis seperti air kencing, berak, haid, nifas, ludah dan mani. Ampas makanan mereka yang keluar dari depan dan belakang laksana tetesan misik.

Di dalam satu riwayat disebutkan bahwa debu surga berupa misik dan za’faran. Di setiap istananya ada satu dahan dari pohon Thuba yang bisa mengeluarkan buah apa pun yang diinginkan. Apabila sang penghuni menginginkan makan misalnya, ia akan berucap, subhanakallahumma, serta merta di hadapannya akan tersedia hidangan berisi semua hal yang dia inginkan. Apabila selesai makan, ia akan berucap, Alhamdulillahi rabbil-‘alamin, dan hidangan itu pun diangkat.

Dikutip dari Kitab Tanwirul Qulub, karya Sayyidi Syaikh Muhammad Amin al-Kurdi (qs.)

Stay inside the oasis.

Tetaplah berada di dalam oase.

Ketika Allah Menghendaki Hamba-Nya Menjadi Wali

Syaikh Muhammad Ali as-Sanusi

Sejarah Tarekat Syadziliyah

Sejarah Tarekat Naqsyabandiyah

Rumah Bau Melati

Khatir, Waham & Ilmu yang Haqq

Ketika Disebut nama Kekasih-Nya, Rahmat Allah Turun

Tebusan

Tingkatan Wali Allah

Petunjuk Bagi Murid Dalam Memilih Guru

Tarekat Chisytiyyah – Citarasa Spiritual Khas India

Sejarah Tarekat Shiddiqiyyah

Permintaan Orang-Orang Quraisy

Syaikh Abul Qasim Junayd al-Baghdadi

Syaikh Fariduddin Attar: Penyair Sufi Yang Melegenda

Perbedaan Fungsi Antara Al-Qur’an & Dzikir

Makna Pikiran, Pendahuluan dan Turunannya

Bagaimana Bahagia dari Dalam Diri

Surga