Kisah Sayyidi Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani (qs) Ketika Menghidupkan Orang yang Telah Mati

Facebook
WhatsApp
Copy Title and Content
Content has been copied.
2 min read

Pada suatu hari Syeikh Abdul Qadir Al Jilani berjalan melewati suatu perkampungan, disitu beliau melihat seorang Muslim dan seorang Nasrani bertengkar, lalu beliau menanyakan masalah yang mereka ributkan.

Seorang Muslim itu mengatakan, “Wahai syeikh, orang Nasrani ini mengatakan bahwa Nabi Isa lebih utama dari Nabi kalian (Muhammad SAW), dan saya mengatakan, bahwa Nabi Muhammad SAW itu lebih utama.”

Lalu Syeikh Abdul Qadir Al Jilani bertanya pada orang Nasrani, “Dengan dalil apa kamu menetapkan bahwa nabi kalian, Isa AS lebih utama dari Nabi kami, Muhammad SAW?”

Orang Nasrani menjawab, “Nabi kami, Isa AS itu bisa menghidupkan orang yang telah mati.”

Syeikh Abdul Qadir Al Jilani berkata, “Aku bukanlah seorang Nabi, apabila aku bisa menghidupkan orang yang telah mati, apakah kamu akan beriman kepada Nabi Muhammad?”

Orang Nasrani menjawab, “Ya saya akan beriman.”

Syeikh Abdul Qadir Al Jilani berkata, “Tunjukkan kepadaku kuburan yang telah rusak dan hancur, agar kamu bisa melihat keutamaan Nabi Muhammad.”

Kemudian orang Nasrani menunjukkan kuburan kuno yang sudah sangat lama. Lalu Syeikh Abdul Qadir Al Jilani bertanya pada orang Nasrani itu, “Dengan ucapan apa Nabi kalian berbicara dengan orang yang sudah mati ketika akan menghidupkannya?”

Orang Nasrani menjawab, “Nabiku ketika menghidupkan berkata kepada orang yang telah mati, hiduplah dengan izin Allah.”

Lalu Syeikh Abdul Qadir Al Jilani berkata, “Sesungguhnya penghuni kubur ini saat di dunia adalah seorang Penyanyi, bila kamu menginginkan aku menghidupkannya kembali dalam keadaan bernyanyi, maka aku akan melakukannya.”

Orang Nasrani itu menjawab, “Ya.”

Lalu Syeikh Abdul Qadir Al Jilani menghadap ke arah kubur dan berkata, “Berdirilah dengan izinku.”

Kuburan itupun terbelah dan penghuninya berdiri dalam keadaan hidup dan bernyanyi. Ketika orang Nasrani melihat karomah itu dan keutamaan Nabi Muhammad SAW, akhirnya dia masuk Islam dengan dibimbing oleh Syeikh Abdul Qadir Al Jilani.

(Referensi : Syeikh Abi Danif Al Baghdadi, Keagungan Syeikh Abdul Qadir Al Jilani, Wejangan dan Karomah Syeikh Abdul Qadir Al Jilani, 2009)

Stay inside the oasis.

Tetaplah berada di dalam oase.

Memahami Isyarat Cinta Ilahi

Tentang Futuwwah

Pengertian Bertarekat

Hedonic Threadmill

Hadits: Doa Meminta Kenikmatan Memandang Wajah Allah

Peran Politik Kaum Sufi

Tanda Amal Diterima

Tingkatan Alam Menurut Para Sufi

Dimensi Kemanusiaan Sufisme dan Thariqah

Cara Mudah untuk Masuk Surga

Menjadi Ahli Taat Beribadah: Makna Ridha Allah dalam Ketaatan menurut Sayyidi Syaikh Ibnu Atha’illah As-Sakandari

Karamah Wali Allah

Anjuran untuk Tidak Langsung Minum Air Setelah Dzikir

Kunci Kebahagiaan: Mengenal Tuhan dan Hukum Al-Qur’an

Simbolisme Huruf dan Angka

Tarekat Sanusiyah: Gerakan Spiritual Kebangkitan Libya

Ajaran dan Dzikir Tarekat Syattariyah

Sebaik-Baik Orang Adalah Yang Mengingatkan Pada Allah Ketika Melihat Dirinya

Kisah Sayyidi Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani (qs) Ketika Menghidupkan Orang yang Telah Mati