Dalil Membakar Buhur/Dupa dalam Majelis Dzikir dan Maulid

Facebook
WhatsApp
Copy Title and Content
Content has been copied.
2 min read

Dalil dalam tradisi membakar buhur/ dupa dalam Majelis Dzikir dan Majelis Maulid.

ﻛﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺇﺫﺍ ﺍﺳﺘﺠﻤﺮ ﺍﺳﺘﺠﻤﺮ ﺑﺎﻟﻮﺓ ﻏﻴﺮ ﻣﻄﺮﺍﺓ ﺃﻭ ﺑﻜﺄﻓﻮﺭ ﻳﻄﺮﺣﻪ ﻣﻊ ﺍﻷﻟﻮﺓ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ ﻫﻜﺬﺍ ﻛﺎﻥ ﻳﺴﺘﺠﻤﺮ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ

Apabila Ibnu Umar beristijmar (membakar dupa) maka Beliau beristijmar dengan uluwah yg tidak ada campurannya, dan dengan kafur yg di campur dengan uluwah, kemudian Beliau berkata;
“Seperti inilah Rasulullah Saw. beristijmar.” (HR. Nasa’i No. seri hadits: 5152)

Imam Nawawi mensyarahi hadits ini sebagai berikut:

ﺍﻻﺳﺘﺠﻤﺎﺭ ﻫﻨﺎ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﺍﻟﻄﻴﺐ ﻭﺍﻟﺘﺒﺨﺮ ﺑﻪ ﻭﻫﻮ ﻣﺄﺧﻮﺫ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺠﻤﺮ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﺒﺨﻮﺭ ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻷﻟﻮﺓ ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻻﺻﻤﻌﻲ ﻭﺃﺑﻮ ﻋﺒﻴﺪ ﻭﺳﺎﺋﺮ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﻭﺍﻟﻐﺮﻳﺐ ﻫﻲ ﺍﻟﻌﻮﺩ ﻳﺘﺒﺨﺮ ﺑﻪ

Yg dimaksud dengan istijmar di sini ialah memakai wewangian dan berbuhur “berdupa” dengannya. Lafadz istijmar itu di ambil dari kalimat al-majmar yg bermakna al-buhur “dupa”, adapun Uluwah itu menurut al-Ashmu’i dan Abu Ubaid dan seluruh pakar bahasa arab bermakna kayu dupa yg di buat dupa.
(Syarh Nawawi ala Muslim: 15/10)

Di tambah komentar Imam Nawawi pensyarah hadits ulung tentang hadits ini:

ﻭﻳﺘﺎﻛﺪ ﺍﺳﺘﺤﺒﺎﺑﻪ ﻟﻠﺮﺟﺎﻝ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻭﺍﻟﻌﻴﺪ ﻭﻋﻨﺪ ﺣﻀﻮﺭ ﻣﺠﺎﻣﻊ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭﻣﺠﺎﻟﺲ ﺃﻟﺬﻛﺮ ﻭﺍﻟﻌﻠﻢ

Dan sangat kuat kesunnahan memakai wewangian (termasuk istijmar) bagi laki² pada hari jum’at dan hari raya, dan saat menghadiri perkumpulan kaum muslimin dan majelis dzikir juga majelis ilmu.
(Syarah Nawawi ala Muslim: 15/10)

Dan membakar dupa saat majelis dzikir, atau majlis pengajian itu sudah di contohkan oleh Imam Malik ra., seperti yg di jelaskan dalam biografi Imam Malik yg di tulis di belakang kitab Tanwirul Hawalik syarah Muwattho’ Malik Imam Suyuti, Juz 3 no. 166.

ﻗﺎﻝ ﻣﻄﺮﻑ ﻛﺎﻥ ﻣﺎﻟﻚ ﺇﺫﺍ ﺃﺗﺎﻩ ﺍﻟﻨﺎﺳﺨﺮﺟﺖ ﺍﻟﻴﻬﻢ ﺍﻟﺠﺎﺭﻳﺔ ﻓﺘﻘﻮﻝ ﻟﻬﻢ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻜﻢ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺗﺮﻳﺪﻭﻥ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺃﻭ ﺍﻟﻤﺴﺎﺋﻞ؟ ﻓﺈﻥ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﺍﻟﻤﺴﺎﺋﻞ ﺧﺮﺝ ﺍﻟﻴﻬﻢ ﻭﺍﻓﺘﺎﻫﻢ ﻭﺍﻥ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻗﺎﻝ ﻟﻬﻢ ﺍﺟﻠﺴﻮﺍ ﻭﺩﺧﻞ ﻣﻐﺘﺴﻠﻪ ﻓﺎﻏﺘﺴﻞ ﻭﺗﻄﻴﺐ ﻭﻟﺒﺲ ﺛﻴﺎﺑﺎ ﺟﺪﺩﺍ ﻭﺗﻌﻤﻢ ﻭﻭﺿﻊ ﻋﻠﻰ ﺭﺃﺳﻪ ﺍﻟﻄﻮﻳﻠﺔ ﻭﺗﻠﻘﻰ ﻟﻪ ﺍﻟﻤﻨﺼﺔ ﻓﻴﺨﺮﺝ ﺍﻟﻴﻬﻢ ﻭﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺨﺸﻮﻉ ﻭﻳﻮﺿﻊ ﻋﻮﺩ ﻓﻼ ﻳﺰﺍﻝ ﻳﺘﺒﺨﺮ ﺣﺘﻰ ﻳﻔﺮﻍ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ

Mutrif berkata: “Apabila orang² mendatangi kediaman Imam Malik, maka mereka di sambut oleh pelayan wanita Beliau yg masih kecil lalu berkata kepada mereka, “Imam Malik bertanya apakah Anda semua mau bertanya tentang hadits atau masalah keagamaan?”
Jika mereka berkata, “Masalah keagamaan.”, maka, Imam Malik kemudian keluar kamar dan berfatwa, jika mereka berkata”hadits” maka Beliau mempersilahkan mereka untuk duduk, kemudian Beliau masuk ke dalam kamar mandi, lalu mandi, dan memakai minyak wangi, kemudian memakai pakaian yg bagus, dan memakai surban. Dan di atas Beliau memakai selendang panjang di atas kepalanya, kemudian di hadapan Beliau diletakkan mimbar (dampar) dan setelah itu Beliau keluar menemui mereka dengan khusyuk lalu di bakarlah dupa hingga selesai dari menyampaikan hadits Rasulullah Saw.

ﻣﺴﺌﻠﺔ ﺝ ﺍﺧﺮﺍﻕ ﺍﻟﺒﺨﻮﺭ ﻋﻨﺪ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻭ ﻧﺤﻮﻩ ﻛﻘﺮﺍﺀﺓ ﺍﻟﻘﺮﺃﻥ ﻭ ﻣﺠﻠﺲ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻟﻪ ﺍﺻﻞ ﻓﻰ ﺍﻟﺴﻨﺔﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﺍﻥ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻳﺤﺐ ﺍﻟﺮﻳﺢ ﺍﻟﻄﻴﺐ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﻭ ﻳﺤﺐ ﺍﻟﻄﻴﺐ ﻭ ﻳﺴﺘﻌﻤﻠﻬﺎ ﻛﺜﻴﺮﺍ

ﺑﻠﻐﺔ ﺍﻟﻄﻼﺏ ﺹ 53-54

“Membakar dupa atau kemenyan ketika berdzikir pada Allah dan sebagainya seperti membaca al-Qur’an atau di majelis² ilmu, mempunyai dasar dalil dari al-Hadits yaitu dilihat dari sudut pandang bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Saw. menyukai bau wangi dan menyukai minyak wangi dan Beliau pun sering memakainya.”
(Bulghot ath-Thullab hal. 53-54)

ﻗﺎﻝ ﺑﻌﺾ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﺒﺨﺮ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻣﻦ ﺣﻴﻦ ﻳﻤﻮﺕ ﻻﻧﻪ ﺭﺑﻤﺎ ﻇﻬﺮ ﻣﻨﻪ ﺷﺊ ﻓﻴﻐﻠﺒﻪ ﺭﺍﺋﺤﺔ ﺍﻟﺒﺨﻮﺭ

“Sahabat² kita (dari Imam Syafi’i) berkata: “Sesungguhnya di sunnahkan membakar dupa di dekat mayyit karena terkadang ada sesuatu yg muncul maka bau kemenyan tersebut bisa mengalahkan/menghalanginya.”
(Al-Majmu’ Syarh Muhadzdzab juz 5, hal. 160).

Wallaahu a’lam. Semoga bermanfaat.

Stay inside the oasis.

Tetaplah berada di dalam oase.

Cara Wushul Tercepat

Tarekat Chisytiyyah – Citarasa Spiritual Khas India

Kemenyan, Tradisi Yang Dilupakan

Malam Bersama Mawlana Rumi

Intiqal, Ittihad, Hulul & Ittishal

Bertarekat Itu Adalah Ciri Orang Mukmin

Syari’ah, Thariqah, Haqiqah dan Ma’rifah

Hakikat Adab dalam Tasawuf

Mengenal Bisikan Dalam Jiwa

Masyayikh Ahli Silsilah Thariqah Naqsyabandiyah Khalidiyah

Manaqib Syaikh Baha’uddin Naqshbandi

Surga

Tidak Merasa Lebih Baik dari Orang Lain

Mengapa Depresi? Depresi & Cara Mengatasinya

Adab Menziarahi Ulama

Al-‘Arsy, Al-Kursi, Al-Lauh Al-Mahfuzh dan Al-Qalam

Syaikh Muhammad Ali as-Sanusi

Sebaik-Baik Orang Adalah Yang Mengingatkan Pada Allah Ketika Melihat Dirinya

Dalil Membakar Buhur/Dupa dalam Majelis Dzikir dan Maulid