Sejarah Tarekat Sammaniyah

Facebook
WhatsApp
Copy Title and Content
Content has been copied.
2 min read

Di samping Naqsyabandiyah, Syattariyah, Qadiriyah, dan Syadziliyah, umat Islam juga mengenal adanya Tarekat Sammaniyah. Tarekat Sammaniyah merupakan salah satu cabang dari Tarekat Syadziliyah yang didirikan oleh Syaikh Abu Hasan Ali Asy-Syazili (wafat 1258) di Mesir. Pendiri Tarekat Sammaniyah adalah Syaikh Muhammad bin Abdul Karim As-Samani Al-Hasani Al-Madani (1718-1775 M).

Tarekat ini berhasil membentuk jaringan yang sangat luas dan mempunyai pengaruh besar di kawasan utara Afrika, yaitu dari Maroko sampai ke Mesir. Bahkan, memperoleh pengikut di Suriah dan Arabia. Aliran tarekat ini lebih banyak menjauhkan diri dari pemerintahan dan penguasa serta lebih banyak memihak kepada penduduk setempat, di mana tarekat ini berkembang luas. Salah satu negara Afrika yang banyak memiliki pengikut Tarekat Sammaniyah adalah Sudan. Tarekat ini masuk ke Sudan atas jasa Syaikh Ahmad At-Tayyib bin Basir yang sebelumnya belajar di Makkah sekitar tahun 1800-an.

Pemimpin Tarekat Sammaniyah di Sudan yang terkenal ialah Syaikh Muhammad Ahmad bin Abdullah (1843-1885) yang pernah memproklamasikan dirinya sebagai Imam Mahdi (pemimpin yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh masyarakat). Ia adalah seorang pemimpin dan anggota Tarekat Sammaniyah yang sangat saleh dan kehadirannya dinanti-nantikan oleh masyarakat Sudan.

Syaikh Muhammad Ahmad menghendaki adanya perbaikan-perbaikan terhadap praktik-praktik keagamaan sesuai dengan agama Islam yang benar. Ia memberikan berbagai perintah tentang bermacam-macam aspek keagamaan, seperti pengasingan (pingitan) terhadap kaum wanita dan pembagian tanah kepada rakyat, dan berusaha memodifikasi berbagai praktik keagamaan masyarakat Sudan yang pada waktu itu dilakukan sebagai tradisi. Ini semua bertujuan untuk menyesuaikan tradisi mereka dengan ajaran-ajaran syariat.

Syaikh Muhammad Ahmad juga menentang pemakaian jimat, penggunaan tembakau dan alkohol, ratapan wanita pada upacara pemakaman jenazah, penggunaan musik dalam prosesi keagamaan, dan ziarah ke kuburan orang-orang suci (wali). Dalam rangka meniru hijrah Nabi Muhammad Saw., ia dan para pengikutnya mengasingkan diri di Pegunungan Kardofan, lalu menyebut diri mereka sebagai Anshar (penolong) Nabi Muhammad Saw. Lebih jauh, kelompok ini berhasil membentuk pemerintahan revolusioner dengan organisasi militer yang sangat rapi dan mempunyai sumber keuangan yang teratur serta administrasi yang baik.

Amalan Tarekat Sammaniyah

Ciri-ciri Tarekat Sammaniyah adalah berdzikir La Ilaha Illa Allah dengan suara yang keras oleh para pengikutnya.

Dalam mewiridkan bacaan dzikir, para murid Tarekat Sammaniyah biasa melakukannya secara bersama-sama pada malam Jumat di masjid-masjid atau mushala sampai tengah malam.

Selain itu, ibadah yang diamalkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Karim As-Sammani adalah shalat sunah Asyraq (setelah Subuh) dua rakaat, shalat sunah Dhuha sebanyak 12 rakaat, memperbanyak riyadhah (melatih diri lahir batin untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT), dan menjauhkan diri dari kesenangan duniawi.

Berikut adalah beberapa ajarannya yang terkenal;
Pertama, memperbanyak shalat dan dzikir.
Kedua, bersikap lemah lembut kepada fakir miskin.
Ketiga, tidak mencintai dunia.
Keempat, menukarkan akal basyariyah (kemanusiaan) dengan akal rabbaniyah (ketuhanan).
Kelima, menauhidkan Allah SWT, baik dalam Dzat, Sifat, maupun Af’al-Nya.

Stay inside the oasis.

Tetaplah berada di dalam oase.

Dua Penjaga Manusia

Kisah Bal’am bin Ba’ura

Insan Kamil

Tarekat Chisytiyyah – Citarasa Spiritual Khas India

Wali Allah dan Tanda-tandanya

Karomah YM. Ayahanda: Batu Bata Berubah Menjadi Emas

Problem Umum bagi Murid Thariqat

Dzun Nun al-Mishri

Syattariyah: Tarekat dari Negeri Hindustan

Sejarah Tarekat Alawiyyah

Hubungan Istighfar Dengan Shalawat

Tarekat Kita

Sama’ – Tarian Darwis Tarekat Mawlawiyah

Bertarekat Itu Adalah Ciri Orang Mukmin

Hadits Qudsi Penggugah Jiwa

Ajaran dan Dzikir Tarekat Syattariyah

Bagaimana Bahagia dari Dalam Diri

Para Wali Allah

Sejarah Tarekat Sammaniyah