Memahami Makna Permohonan yang Terus-Menerus kepada Allah Menurut Sayyidi Syaikh Ibnu Atha’illah As-Sakandari

Facebook
WhatsApp
Copy Title and Content
Content has been copied.
4 min read

“Siapa yang meminta pertolongan kepada Allah, namun belum terlihat bentuk pertolongan itu. Ketahuilah bahwa permintaan secara terus-menerus itulah yang Allah inginkan darinya.” – Sayyidi Syaikh Ibnu Atha’illah As-Sakandari (qs.)

Kekuatan Doa dan Permohonan dalam Islam

Dalam kehidupan seorang Muslim, permohonan atau doa merupakan salah satu bentuk komunikasi spiritual yang sangat penting dengan Allah SWT. Doa bukan hanya sekadar kata-kata yang diucapkan, melainkan juga bentuk ketundukan hati dan penghambaan kepada Sang Pencipta. Salah satu kalimat terkenal dari Syaikh Ibnu Atha’illah As-Sakandari, seorang sufi dan ahli tasawuf terkemuka, menekankan nilai dan makna dari kesabaran dalam meminta pertolongan kepada Allah, meskipun bantuan yang diminta belum terlihat secara langsung.

Melalui tulisan ini, kita akan mengupas lebih dalam tentang apa yang sebenarnya Allah inginkan dari hamba-Nya dalam permohonan yang terus-menerus, mengapa kesabaran itu penting, dan bagaimana hal ini bisa menjadi suatu kekuatan spiritual yang luar biasa bagi setiap Muslim.

Syaikh Ibnu Atha’illah dan Pesan Tentang Permohonan

Syaikh Ibnu Atha’illah As-Sakandari (qs.) hidup pada abad ke-13 dan dikenal sebagai seorang wali Allah yang memiliki pemahaman mendalam tentang hakikat ketuhanan dan hubungan manusia dengan Penciptanya. Salah satu warisan spiritual beliau adalah ajaran yang menyeimbangkan antara tawakal (berserah diri) dan ikhtiar (usaha), serta menekankan pentingnya terus berdoa dan tidak putus asa meskipun hasil yang diharapkan belum juga nampak.

Ucapan beliau dalam kutipan di atas menjelaskan bahwa terkadang manusia merasa putus asa ketika doa-doa mereka belum juga dijawab dalam bentuk yang nyata. Namun, sebenarnya, permintaan yang terus-menerus dan konsisten itu merupakan esensi yang Allah harapkan dari hamba-Nya. Ini bukan sekadar tentang doa yang dikabulkan secara instan, melainkan tentang kesungguhan, ketekunan, dan kedalaman keimanan dalam proses memohon pertolongan.

Makna Permintaan yang Terus-Menerus

Mengapa permintaan yang terus-menerus itu dianggap lebih penting? Beberapa poin utama berikut dapat membantu kita memahami maknanya:

  • Menunjukkan Keikhlasan dan Kerendahan Hati: Ketika seseorang terus-menerus memohon kepada Allah, ini menandakan bahwa dia benar-benar menyadari ketergantungan diri pada Tuhan dan tidak mengandalkan kemampuan sendiri. Kerendahan hati inilah yang menambah nilai ibadah dan doa seseorang di hadapan-Nya.
  • Membangun Hubungan yang Lebih Dekat dengan Allah: Doa yang konsisten dan berulang membuka ruang untuk interaksi spiritual yang lebih intens antara hamba dan Allah. Ini seperti membangun komunikasi yang kuat, yang mana tidak sekadar meminta, tapi juga merasakan kedekatan dan ketenangan batin.
  • Melatih Kesabaran dan Keteguhan Hati: Kesabaran adalah salah satu kualitas utama yang dianjurkan dalam Islam. Dengan terus berdoa meskipun pertolongan belum nampak, seseorang melatih dirinya untuk bersabar menghadapi ujian dan tantangan, dan memperkuat kepercayaannya bahwa Allah selalu mendengar dan akan memberi yang terbaik.
  • Menciptakan Kesadaran Spiritual Akan Keberlangsungan Doa: Doa bukanlah sekali berbicara lalu selesai, melainkan suatu ibadah yang harus dijaga konsistensinya. Kesadaran ini membuat seseorang tidak mudah menyerah dan tetap teguh dalam ibadahnya.

Konteks Pertolongan Allah yang Tidak Selalu Terlihat

Seringkali, saat kita memohon sesuatu kepada Allah, pertolongan itu tidak datang persis seperti yang kita bayangkan, atau bahkan belum terlihat sama sekali. Hal ini bisa disebabkan beberapa hal:

  • Allah Mengetahui apa yang terbaik: Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Ia tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya, kapan waktunya tepat, dan dalam bentuk apa pertolongan harus diberikan.
  • Ujian dan Proses Pembelajaran: Tidak jarang Allah memberikan ujian supaya hamba-Nya semakin dekat dan bertambah imannya. Permintaan yang belum dikabulkan bisa jadi merupakan cara untuk menguji kesungguhan, kesabaran, dan keikhlasan seseorang.
  • Bentuk Pertolongan yang Beragam: Pertolongan Allah tidak selalu berupa kemudahan langsung dalam masalah yang diminta. Bisa jadi pertolongan datang dalam bentuk ketenangan hati, kekuatan tambahan, jalan keluar lain yang lebih baik, atau pertolongan kepada orang lain yang juga berdampak positif untuk diri sendiri.

Bagaimana Mempraktikkan Pesan Syaikh Ibnu Atha’illah dalam Hidup Sehari-Hari

Memahami kutipan tersebut tidak cukup hanya dengan membaca atau mendengarkan, tapi harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk meraih ketenangan hati dan kedekatan dengan Allah. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

1. Konsistensi dalam Berdoa

Usahakan selalu meluangkan waktu untuk berdoa, baik doa wajib maupun doa sunnah, dengan penuh kesungguhan. Jangan pernah berhenti berdoa meski merasa belum ada jawaban yang terlihat.

2. Pasrah dan Berserah Diri Setelah Berdoa

Setelah memohon, serahkan segala hasil dan takdir kepada Allah dengan penuh keikhlasan. Jangan sampai menjadi putus asa atau meragukan rahmat Allah.

3. Tingkatkan Keimanan dan Ketakwaan

Doa yang diterima lebih mudah secara khusus bagi mereka yang bertakwa. Oleh karena itu, tingkatkan ibadah lain seperti shalat, puasa, dan zikir agar hati semakin dekat dengan Allah.

4. Berusaha dan Berikhtiar

Selain berdoa, usaha nyata juga harus dilakukan dengan penuh tekad. Doa dan ikhtiar berjalan beriringan sebagai bentuk tanggung jawab kita sebagai hamba Allah.

5. Belajar dari Kisah Para Nabi dan Orang Shalih

Bacalah kisah dari para nabi dan orang-orang shalih yang sabar dalam doa dan permohonan kepada Allah. Ini akan memberikan inspirasi dan keteladanan dalam menghadapi ujian yang sama.

Kesimpulan

Syaikh Ibnu Atha’illah As-Sakandari memberikan sebuah pengajaran yang sangat bermakna kepada kita, bahwa permintaan pertolongan kepada Allah yang terus-menerus, walau bentuk pertolongannya belum juga tampak, adalah bagian penting dari ibadah dan penghambaan yang Allah rindukan. Ini bukan hanya tentang doa yang dikabulkan dengan segera, melainkan tentang bagaimana doa tersebut menumbuhkan kesungguhan, kesabaran, dan kedekatan dengan Sang Pencipta.

Dengan memahami pesan ini, setiap Muslim diajak untuk tidak mudah putus asa, terus berdoa, dan bersabar dengan waktu dan cara Allah memberikan pertolongan. Di balik setiap doa yang belum terjawab, selalu tersimpan hikmah dan kebaikan yang hanya Allah yang mengetahuinya. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan kualitas doa dan permohonan kita, dan tetap yakin bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan, kapan dan bagaimana pun itu terjadi.

Semoga Allah selalu memberikan kita keteguhan hati serta keikhlasan dalam setiap permohonan yang kita lantunkan, dan menuntun kita kepada keberkahan serta pertolongan-Nya yang sempurna.

Stay inside the oasis.

Tetaplah berada di dalam oase.

Tarekat Sebagai Jaringan Sosial

Memahami Isyarat Cinta Ilahi

Adab Murid Terhadap Dirinya Sendiri

Aneka Kunci di Kehidupan Dunia dan Akhirat

Hedonic Threadmill

Syaikh Abul Qasim Junayd al-Baghdadi

Prinsip-Prinsip Thariqat

Menjadi Ahli Taat Beribadah: Makna Ridha Allah dalam Ketaatan menurut Sayyidi Syaikh Ibnu Atha’illah As-Sakandari

Mengupas Masalah Bai’at/Talqin Dzikir di Dalam Ajaran Thariqat

Memperbanyak Dzikir

Memasuki Singgasana Tauhid Harus Meninggalkan Asbab

Fatwa Yang Mulia Ayahanda Guru: Pelajari Syari’at (Fiqh, Tauhid, Tasawuf)

Cara Wushul Tercepat

Filsafat Seruling dalam 3 Pertanyaan Retorik

Kematian & Alam Barzakh (Alam Kubur)

Kasihi dan Cintailah Semua Makhluk

Tarekat Tijaniyah, Motor Penyebaran Islam di Afrika

Lihatlah Burung-Burung Itu!

Memahami Makna Permohonan yang Terus-Menerus kepada Allah Menurut Sayyidi Syaikh Ibnu Atha’illah As-Sakandari