Problem Umum bagi Murid Thariqat

Facebook
WhatsApp
Copy Title and Content
Content has been copied.
2 min read

وقد رأيت فقراء هذا العصر ابتلوا بخمسة أشياء:

  1. إيثار الجهل على العلم.
  2. الاغترار بكل ناعق.
  3. التهاون في الأمور.
  4. التعزز بالطريق.
  5. استعجال الفتح دون شرطه.

Syaikh Dhiya’uddin an-Naqsyabandi menyatakan bahwa umumnya pengamal tarekat masa sekarang (kala itu, apalagi sekarang) di coba dengan 5 perkara yg salah satunya adalah:

  • Lebih memilih bodoh daripada menuntut ilmu (MALAS MENGAJI).
  • Mudah tertipu oleh tampang lahir.
  • Suka meremehkan urusan akhirat. (tidak ada urisan akhirat yg remeh).
  • Terlalu membanggakan tarekatnya.
  • Ingin cepat sukses dibanding menjalankan prosedur (aktivitas yg menyebabkan sukses).

فظهروا بذلك بخمسة أشياء هي:

  1. الوسوسة في العبادات.
  2. الاسترسال مع العادات.
  3. السماع والاجتماع في عموم الأوقات.
  4. استمالة الوجه بحسب الامكان.
  5. صحبة أبناء الدنيا حتى النساء والصبيان.

Akhirnya menyebabkan 5 perkara juga yaitu:

  1. Was² ketika beribadah.
  2. Mengandalkan aktivitas rutinnya.
  3. Waktunya banyak yg tersita hanya untuk kumpul² dan mendengar hal² yg kurang manfaat.
  4. Suka nyantai.
  5. Suka bergaul dengan pecinta dunia juga para wanita dan anak². واغتروا بوقائع القوم في ذلك وذكروا أحوالهم، ولو تحققوا لعلموا أن الأسباب رخصة الضعفاء، والمقام بها بقدر الحاجة من غير زيادة، فلا يسترسل معها إلا بعيدٌ من الله،

Mereka (umumnya murid tarekat) mudah tertipu oleh kehebatan para wali dengan sok faham ketika mengisahkan karomah para wali, walaupun mereka mengetahui bahwa keringanan beragama itu diperuntukkan bagi orang yg lemah imannya.

Mereka menilai bahwa kedudukan mulia disisi Allah itu sebatas prasangka mereka yaitu hanya berdasarkan kebutuhan mereka. Akibatnya mereka justru akan semakin jauh dari Allah (maka akibat dari malas mengaji tersebut, mereka masih belum mampu beranjak dari penilaian berdasarkan sebab akibat).

وان السماع رخصة المغلوب أو راحة الكامل وهي انحطاط في بساط الحق إذا كان بشرطه من أهله في محله وأدبه،

Sama’ (menikmati suara² yg indah) merupakan rukhsah (keringanan) untuk murid yg telah dikuasai kenikmatan ketuhanan atau hiburan untuk murid yg telah sempurna perjalanan ruhani (yg telah memenuhi tata krama). Rukhsah ini jika di terapkan oleh selain kamil akan menjadi penurunan maqam.

وان الوسوسة بدعة أصلها جهل السنة أو خبل في العقل، وان التوجه لإقبال الخلق إدبار عن الحق، لاسيما قاريء مداهن أو جبار غافل أو صوفي جاهل، وان صحبة الأحداث ظلمة وعارفي الدنيا والدين..

Was² itu sesungguhnya dibuat-buat akibat kurang ilmu tentang sunnah Nabi juga karena akal yg masih kacau, karena fokusnya pada reaksi makhluk dan membelakangi Allah Al-Haq. Mereka adalah para dai (orang yang seakan berdakwah dengan Al-Qur’an), penguasa yg lalai dan sufi jahil.

Sungguh bersahabat dengan makhluk itu memicu gelapnya hati dan telanjang (lepas) dari agama dan dunia.


Tafsir Jailani

إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ

“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yg lebih rendah dari itu. Adapun orang² yg beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yg kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”. Dengan perumpamaan itu banyak orang yg disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yg diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yg disesatkan Allah kecuali orang² yg fasik”.

☞ Apapun yg dilakukan oleh Allah adalah sempurna. Jika aktivitas Allah yg sepintas tampak remeh jika di riset pasti perfect (sempurna) dan justru semakin menunjukkan ke-Maha Agungan Allah.

Stay inside the oasis.

Tetaplah berada di dalam oase.

Hanya dengan Mengingat Allah

Ketika Ulama Terdahulu Menguji Muridnya

Keterkaitan Sanad, Mursyid, Wushul dan Makrifat

Kopi Panas dan Jin

Mengupas Masalah Bai’at/Talqin Dzikir di Dalam Ajaran Thariqat

Syaikh Ibnu Atha’illah as-Sakandari: Pengarang Al-Hikam

Cara Wushul Tercepat

Habib Abu Bakar dan ilmu Fiqh Tahawwulat

Kabar Gembira Bagi Mereka Yg Banyak Berdzikir

Thariqah Umum & Thariqah Khusus

Ilmu Dirasah dan Ilmu Wiratsah

Kiamat

Qadha dan Qadar

Merdeka dari Teori dalam Suluk

Membelah Lautan: Pentingnya Ber-Thariqah (Transkrip)

Pengertian Bertarekat

Sejarah Tarekat Rifa’iyah

Keutamaan Seorang Mursyid Thariqah

Problem Umum bagi Murid Thariqat